Dalam sambutannya, guru besar UIN Yogyakarta ini menyampaikan bahwa nomenklatur Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam harusnya lebih banyak menekankan pada fungsi bimbingan. “Setelah saya mencermati nomenklatur unit-unit kerja di lingkungan Bimas Islam, saya tidak menemukan fungsi-fungsi bimbingan. Ada fungsi bimbingan tapi pada eselon III. Harusnya fungsi bimbingan menjadi penekanan tugas dan fungsinya. Jika dilihat dari nomenklatur unit-unit lebih pada urusan agama Islam dan pemberdayaan. Oleh karena itu, saya akan melihat lagi tugas dan fungsinya, apakah sudah mengarah pada bimbingan atau belum”, tukasnya.
Dirjen juga menyampaikan bahwa sebenarnya ada tugas khusus Bimas Islam, yaitu bimbingan terhadap kelompok-kelompok yang menyimpang. “Di masyarakat banyak muncul kelompok menyimpang yang harusnya menjadi ranah Bimas Islam. Masalah di sini tidak ada yang secara khusus menangani masalah ini. Karena fungsi bimbingan, harusnya Bimas Islam melakukan bimbingan langsung dan bersinergi dengan pihak-pihak lain”, ujarnya.
Dalam pantauan bimasislam, pertemuan ini dihadiri oleh seluruh eselon II, III, dan IV sebagai ajang perkenalan pertama, baik nama maupun kedudukan. Secara umum, perkenalan berjalan dengan baik, bahkan terasa sangat rileks karena diiringi dengan senda gurau. “Saat ini kita boleh tertawa, tetapi saya berharap pada hari Kamis depan tidak terlalu banyak ketawa karena kita bicara program”, tutupnya. (thobib/foto:bimasislam) -
Sumber: http://bimasislam.kemenag.go.id
======
Install aplikasi android Mimbar Penyuluh dari Playstore untuk update informasi Kementerian Agama dan Penyuluh Agama secara mudah dan praktis.
No comments: