» » » SBY Ciptakan Tradisi Baru Peralihan Kekuasaan

JAKARTA, MIMBARPENYULUH.com — Tak ada dendam, tak ada kerusuhan. Ini adalah peralihan kekuasaan yang paling damai dalam sejarah bangsa Indonesia. Mulai dari peralihan kekuasaan Soekarno ke Soeharto, kemudian ke Habibie, Gus Dur hingga Megawati, semuanya selalu penuh dengan aroma intrik dan kegaduhan politik.

Demikian juga ketika Megawati ke Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meski damai, Megawati tidak mau menyambut SBY yang selalu disebutnya sebagai penghianat.

Saat peralihan kekuasaan dari SBY ke Joko Widodo inilah yang paling aman dan kondusif. Terlepas dari karut marut pemilu, SBY mampu menjaga stabilitas politik relatif lebih tenang. Jauh sebelum dia lengser, SBY sudah menyiapkan tim transisi. Semua menteri memberikan raport dan pekerjaan rumah yang belum diselesaikan dan diserahkan kepada pemerintahan baru.

Demikian juga dengan protokoler saat serah terima jabatan. SBY menyiapkan sebuah upacara untuk menyambut presiden baru. Ini adalah tradisi baru dalam transisi politik nasional. Meski beberapa pihak ada yang mempolemikkan usulan itu, namun Presiden RI ketujuh, Joko Widodo menyepakati usulan itu.

Duduk berdampingan di teras depan Istana Merdeka, kedua pemimpin itu menyaksikan gladi bersih acara pisah sambut. Beberapa kali SBY memberikan koreksi antara lain usai acara tidak perlu mantan presiden memperkenalkan staf kepada presiden baru.

Upacara pisah sambut itu sendiri, berlangsung singkat dan sederhana. Diawali dengan kedatangan Presiden RI ketujuh di Gerbang Depan sebelah Barat Istana Merdeka yang kemudian mantan Presiden telah menunggu di Istana Merdeka. Kemudian presiden yang baru dengan didampingi mantan presiden menuju podium kehormatan diiringi ibu negara dan mantan ibu negara.

Setelah menerima salam kebangsaan, Indonesia Raya, kemudian Presiden Joko Widodo didampingi mantan Presiden Yudhoyono melakukan inspeksi pasukan kehormatan yang terdiri dari unsur angkatan darat, laut, udara dan kepolisian serta Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres).

Setelah inspeksi selesai, acara pisah sambut pun selesai. Mantan Presiden Yudhoyono dan Ani Yudhoyono ditemani Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana menuju gerbang sebelah timur Istana Merdeka dan kemudian melepas kepergian Presiden RI keenam dan Ani Yudhoyono menuju kediaman pribadi di Cikeas.

Chairul Tanjung kepada wartawan mengatakan bahwa saat menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo seusai pelantikan di Gedung MPR RI, mantan Presiden Yudhoyono beserta sejumlah menteri kabinet Indonesia Bersatu II menunggu di Gedung Sekretariat Negara.

"Ini juga penting setelah pulang dari Gedung MPR, Presiden SBY bukan Presiden lagi, jadi Pak SBY akan menunggu Pak Jokowi tidak di Istana. Tapi menunggu di Gedung Setneg, bersama para menterinya. Makan siang di Setneg juga, jadi tidak masuk istana. Menghindari karena beliau bukan presiden, jangan sampai ada omongan yang tidak enak. Itu sekitar jam setengah 12 siang. Jadi beliau tunggu dan makan siang bersama para menteri dan wamen yang sudah berhenti berdasarkan Keppres, Stafsus, UKP4, semua sudah tandatangan, tapi akan diundangkannya besok (Senin 20/10)," katanya.

Senin (20/10) sejarah tengah ditulis, sebuah transisi kepemimpinan nasional yang jauh dari prasangka dan ketidaktulusan sedang berlangsung. (Ant/Inilah)

Sumber: inilah.com


======

Install aplikasi android Mimbar Penyuluh dari Playstore untuk update informasi Kementerian Agama dan Penyuluh Agama secara mudah dan praktis.

About Admin

Abu Rasyidah Judi Muhyiddin, Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi | Pin BB 73ca04f3 | Whatsapp 081315609988 | email salampenyuluh@gmail.com
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply