» » Profil Cutra Sari Penyuluh Agama Teladan Jawa Barat 2015

MIMBARPENYULUH.com — Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Seleksi Penyuluh Agama Islam Teladan Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 di Bandung (8-10/9/2015). Setelah melalui babak penyisihan dan final, Penyuluh Agama Islam Kota Depok Cutra Sari, S.Sos.I dinyatakan sebagai Juara I. Untuk lebih mengengal sosoknya, berikut ini profil Cutra Sari:


Cutra Sari itulah nama yang diberikan orangtuanya. Lahir 10 Nopember 1984, di tengah keluarga miskin petani penyadap getah karet di sebuah desa terpencil Petaling, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.

Bapak “ABAK” (alm.) Muftaridi adalah sosok yang dibilang tidak terlalu banyak terekam dalam memori, karena beliau pergi menghadap Penguasa Alam saat ia masih duduk dibangku SD. Tapi yang tetap lekat dalam ingatannya adalah beliau seorang bapak yang keras mendidik anak-anaknya dan tekun dalam bekerja.

Ibu “MAMAK” demikian ia memanggilnya adalah seorang perempuan yang sampai detik ini masih menjadi inspirasi bagi kehidupannya. Perempuan tangguh yang ditinggal mati suami dengan beban 5 anak yang masih kecil-kecil saat itu. Tapi Subhanallah dengan kuasa Allah, beliau dikuatkan untuk terus maju mendidik anak-anaknya dan memberikan yang terbaik bagi kami kelima anaknya.

Masa kecil sampai lulus SLTP dihabiskan di tanah kelahiran. Bermain, membantu orang tua, belajar dan bertingkah layaknya anak kampung pada umumnya. Lepas SLTP, pada awalnya ingin masuk sekolah Keperawatan seperti wasiat ABAK saat itu, tapi kemudian gagal di tengah jalan karena ketakutan melihat darah. MAMAK sangat bersyukur Cutra gagal ke sekolah perawat, karena berarti ia harus komit dengan janji untuk masuk pesantren kalau tidak lolos seleksi.

Pesantren Putri Al-Mawaddah di sebuah kota kecil Ponorogo Jawa Timur pada akhirnya menjadi pilihan untuk melanjutkan sekolah. Di antar oleh ustadz pengurus Alumni Gontor dan rombongan santri yang lainnya ia berangkat tanpa ditemani seorang pun sanak maupun kerabat.

Empat tahun berjalan di pesantren, dengan segala suka maupun duka. Tahun pertama adalah tahun yang sangat berat. Transformasi dari seorang gadis kampung yang gagap berbahasa Indonesia yang dengan serta merta dipaksa untuk bisa berbicara Bahasa Arab maupun Inggris hanya dengan 3 bulan percobaan. Walhasil, kemana kaki melangkah maka kamus Bahasa Arab maupun Bahasa Inggris adalah teman setianya. Saat Khutbatul 'Arsy atau MOS, Cutra ditunjuk oleh kakak pengurus kamar untuk mewakili kamar anak baru untuk ikut lomba Pidato Bahasa Indonesia. Segar dalam ingatan, dengan semangat yang meletup-letup ia pun lolos sampai babak final dan bertanding dengan kakak-kakak kelas yang lainnya dan akhirnya dapat posisi juara 2, Alhamdulillah.

Selanjutnya dengan modal semangat dan kemudian diasah melalui latihan Muhadloroh 3x dalam sepekan, beberapa kali mewakili pesantren dalam lomba tingkat kabupaten, karasidenan maupun tingkat Propinsi Jawa Timur.

Lulus tahun 2003 di Pesantren, ia dapat tugas untuk mengabdi di Pondok Cabang, Pesantren Putri Al Mawaddan 2 di Blitar saat itu.


Setahun kemudian Cutra hijrah ke kota Solo dan menetap di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam sebagai ustadzah. Keinginan untuk kuliah membuncah, tapi terbentur oleh keadaan MAMAK yang saat itu kembang kempis karena abang pertama sedang lanjut S2 di UNSRI Palembang, abang kedua kuliah di Jogja, dan adik yang sedang mondok juga di Palembang.

Keinginan kuliah akhirnya terjawab dengan datangnya kesempatan untuk ikut seleksi penerimaan mahasiswa unggulan Beasiswa Kemenag di kampus STAIN Surakarta. Dengan penuh harap ikut seleksi yang rupa-rupa. Tes Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Tahfidz, Qiro’atul Kutub dsb. Pada akhirnya ia dinyatakan lolos dan berhak menerima beasiswa full sampai selesai dengan syarat IPK di atas 3,5. Cutra memilih jurusan Dakwah konsentrasi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) ketika itu, karena “muyul” yang suka bicara dan didengar orang banyak.

Masa kuliah adalah masa prihatin. Dua tahun pertama tinggal di pesantren selanjutnya mencoba mandiri dengan tinggal dekat kampus. Karena pesantren yang terlalu jauh dari kampus juga menjadi pertimbangan saat itu, sering terlambat diusir dari kelas oleh dosen dan target IPK yang harus dikejar. Bismillah mencoba mencari tambahan makan dengan mengajar privat anak-anak tetangga kos, mengajar TPA, membantu tugas-tugas kuliah teman, jualan jilbab dan lain sebagainya. Kemudian mencari peruntungan di Kota Jogja dengan mengajar Iqra’ Klasikal di beberapa SD di kota Jogja.

Alhamdulillah, sambil berjuang mencari sesuap nasi, kuliahnya kelar lebih cepat dari target, 3 tahun 6 bulan Cutra sudah berhak menyandang gelar sarjana sosial islam dengan IPK 3,59 saat itu. Berlinang air mata MAMAK menghadiri wisuda sarjana anaknya, merasa tidak banyak berbuat untuk membantu biaya kuliahnya. Sungguh do’amu MAK adalah pintu sukses hidup Cutra hingga saat ini.

Banyak prestasi yang berhasil di raih Cutra Sari selama ia menuntut ilmu di pulau Jawa, diantaranya:
a. Juara I lomba Pidato Bahasa Arab tk. Santri se. Jawa Timur tahun 2001 di Tulung Agung,
b. Juara II lomba karya Ilmiah berbahasa Arab tk. Santri se-Jawa Timur tahun 2001 di Tulung Agung,
c. Peserta seminar tk. Siswa SLTA Se-Jawa dan Bali dalam seminar Kerukunan Antar Umat Beragama di Juanda Surabaya tahun 2002,
d. Juara harapan I lomba Pidato Bahasa Inggris tk. Siswa SLTA se-Karasidenan Madiun tahun 2002 di Madiun,
e. Juara II Tafsir Bahasa Indonesia dalam MTQ Mahasiswa tk. Prop. Jawa Tengah tahun 2005 di Semarang,
f. Juara III Tafsir Bahasa Indonesia dalam MTQ Mahasiswa tk. Prop. Jawa Tengah tahun 2006 di Semarang,
g. Juara I lomba pidato Bahasa Inggris tk. Mahasiswa PTAI tk. Jateng-jabar tahun 2007 di Purwokerto Jawa Tengah,
h. Peserta Lomba Pidato Bahasa Arab antar Mahasiswa dalam pekan ilmiah Tk. Nasional tahun 2007 di Lembang Bandung,
i. Wisudawati terbaik 1 jurusan dakwah dan komunikasi STAIN Surakarta 2008.

Setelas lulus pada bulan Oktober 2008, akhirnya ia pulang ke tanah kelahiran setelah 9 tahun merantau di Pulau Jawa. Sebulan kemudian dengan restu MAMAK, ia mengikuti seleksi CPNS di Kemenag Bangka Belitung. Alhamdulillah dinyatakan lolos. Pada bulan Mei 2011 Cutra menikah dengan Arif Sugiharto, orang Depok keturunan Jawa. Pada Nopember 2011 kemudian pindah dan mulai bekerja di Kementerian Agama Kota Depok.
Episode hidupnya terasa lengkap setelah setahun kemudian dikarunia malaikat kecil “KAYYISA AUFA SYAKIRA dan 2 tahun kemudian lahir lagi 2 anak perempuan kembar yang diberi nama “ATHAYA FARHANA SYAKIRA dan ATHIYA KHAIRA SYAKIRA.

Puji syukur tak terhingga kepada Allah ‘azza wa jalla, setiap babak hidupnya adalah pembelajaran berharga, proses pendewasaan dan pada akhirnya menjadi bekal untuk dapat mendidik anak-anak, mencetak mereka menjadi srikandi-srikandi muslimah yang semoga menguatkan barisan Nabi Muhammad di yaumil akhir, insya Allah.

Editor: Ratnasari
Sumber: bimasislamkotadepok.blogspot.com

About Admin

Abu Rasyidah Judi Muhyiddin, Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi | Pin BB 73ca04f3 | Whatsapp 081315609988 | email salampenyuluh@gmail.com
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

1 comments:

  1. Ass. Slamat untuk sodariku Cutra Sari Pena Kota depo, jabar sbagai pena teladab Jabar.

    ReplyDelete