» » Stigma Salah Paham

MIMBARPENYULUH.com — Kemarin siang saat saya bertamu ke pelosok ndLanggu, lewatlah seorang gadis ABG. Gadis ini berjalan pelan sambil membuang muka, tidak melihat pada kami yang duduk bergerombol di beranda.

"Pasti tidak menyapa...," komentar kemenakanku.

"Anake pak kaji kok menyapa..., gak perlu...," komentar seseorang.

" Itu lho bulik, kalau lewat tidak pernah menyapa...," jelas mereka padaku.

Aku perhatikan gadis itu. Biasa saja. Umurnya sekitar belasan tahun. Mungkin dia siswa SMP atau SMA. Aku merasa tidak enak lantaran beberapa orang di sekitarku berkomentar miring pada orang yang belum kukenal.

"Mungkin sebenarnya dia itu pemalu. Kasihan lho anak yang demikian. Sebenarnya mungkin dia tidak PD, tapi kita mengira dia sombong...," aku bangkit meninggalkan mereka yang menggeremeng di belakangku.

Aku sedih. Seringkali orang disalahpahami atas kelemahan yang mereka miliki.
Misal aku pernah punya teman kuliah yang dicap sombong. Tidak suka bergaul dan kalau bergaul pilih-pilih. Lantaran penasaran dengan stigma itu, aku terdorong untuk mengenal dia lebih jauh. Aku dekati dia dengan target setiap hari minimal menyapa dia walaupun satu kali. Tiap hari, aku menyapa dengan ramah. Kebetulan kami satu angkatan 125 orang dan presensi dia jauh di belakang, jadi kami tidak pernah satu kelompok dalam tugas-tugas. Bahkan pada beberapa mata kuliah, kami berbeda hari masuk.

Belum ada sebulan, usahaku menampakkan hasil. Teman kuliah yang dicap sombong ini, gantian menyapaku duluan. Lalu pada suatu ketika ia memberiku oleh-oleh makanan tradisional. Kali lain ia bawakan aku jambu bangkok hasil panennya. Begitulah, ia jadi sering memberiku makanan. Maklum aku anak kost dan dia tidak kost karena rumahnya dalam jarak tempuh satu jam dari kampus. Puncaknya adalah ketika ia meminta kost denganku.

Setelah dekat, tahulah aku bahwa ia pernah memiliki masa lalu yang ingin disembunyikannya. Maka karena itu memang ia menjaga jarak dari teman-teman barunya, Khawatir ditanya ini itu. Sesungguhnya ia malu dan menjaga diri dari pergaulan.

Kupikir betapa bersalahnya kita ketika ada seseorang yang sebenarnya membutuhkan pertolongan kita, justru disalah fahami. Dianggap sombong, tidak peduli, angkuh, pilih-pilih teman dsb. Padahal bisa jadi ia orang yang pemalu, rendah diri, susah bergaul, tertutup atau memiliki masalah yang tak mau diketahui oleh orang lain.

Husnudzon dan selalu berbuat baik akan lebih menjaga kebersihan hati kita daripada berkomentar yang belum tentu benar. Mungkin anda sendiri pernah menjadi orang yang disalah fahami. Saya kadang juga mengalaminya.

Beberapa hari yang lalu seorang tetangga berkata kepada saya, "Bu ida, pak Cahyadi beberapa waktu yang lalu sms saya, agar tidak menghubungi di beberapa nomer telponnya. Saya bingung bu. Saya takut, saya berbuat salah apa kok bapak tidak mau dihubungi lagi. Maka waktu mau SMS ibu saja, saya juga takut jangan-jangan bu Ida juga sedang marah kepada kami..."

Aku harus memeras otak untuk mengingat dan mengerti masalah itu. Ternyata ketemu juga jawabnya. Sebulan yang lalu 3 HP suamiku rusak semua. Nomernya ada yang masalah dan HP-nya juga masalah. Maka ada yang di non aktifkan dan ada yang harus ganti HP. Jadinya sekarang hanya pakai dua nomer, satu nomer lama dan satu nomer baru. Suamiku memberi tahu semua rekan dan koleganya untuk perubahan tersebut dengan bahasa yang standar, bahwa HP-nya bermasalah dan sekarang menggunakan dua nomer saja. Adapun nomer yang lain tidak dipakai lagi dan tidak bisa dihubungi. Rupanysa ada yang salah faham. Ya tetanggaku ini. Alhamdulillah dia sampaikan ganjalannya padaku sehingga aku dapat memberi pemahaman yang sebenarnya pada ybs.

Dalam kasus lain, seorang teman yang sedang menderita sakit, semakin sedih lantaran beberapa teman dekat tidak ada yang menengoknya. Padahal teman pengajian. Sebagian hanya sms menanyakan kabarnya, namun tak ada yang muncul ke rumahnya. Ia tidak tahu bahwa beberapa (temannya yang lain) juga mengalami mushibah, ada yang kecelakaan, ada yang opname, ada yang anaknya sakit dan ada yang pergi keluar kota.

Saat seorang yang lebih lapang menengoknya, ia berkata, "Kok gak ada yang menengok aku sih...?" Dengan sabar temannya ini berkata, "Bukankah aku sedang menengok kamu...?" Lalu ia ceritakan beberapa musibah yang menimpa temannya. Barulah si sakit ini menyadari bahwa bukan hanya dia yang sedang menderita sakit. Temannya bahkan lebih parah. Hanya saja sengaja tidask mengabari rekannya yang juga sedang sakit.

Demikianlah salah faham kadang merepotkan diri kita sendiri, menyesaki dada dan memunculkan prasangka.

Lantas apa sih yang harus kita lakukan agar terbebas dari salahpaham? Tentu berhati-hati dalam bersikap dan bertingkah laku. Membersihkan hati dan tabayyun jika memang diperlukan. Adapun yang namanya salahpaham, adalah hal yang akan selalu ada sepanjang ada innteraksi manusia. Jadi tambahkan juga kesabaran di sana.

Hasbunallah wa nikmal wakiil.

Mungkin anda punya resep juga...silahkan kalau mau dibagi.

Oleh Ida Nur Laila
Konsultan dan Trainer di Jogja Family Center (JFC)
https://www.facebook.com/ida.n.laila

About Admin

Abu Rasyidah Judi Muhyiddin, Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi | Pin BB 73ca04f3 | Whatsapp 081315609988 | email salampenyuluh@gmail.com
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply